Senin, 25 September 2017

Sejarah Singkat Komputer

SEJARAH SINGKAT KOMPUTER 
Mesin hitung pertama dan tertua (500 SM) adalah Swipoa atau abacus yang sampai sekarang maish efektif dipakai dikalangan tionghoa generasi tua. Generasi berikutnya adalah mesin hitung pascal atau pascaling ( 1642 ). Denganmenggunakan atau roda bergerigi sebagai roda penjumlahan. Penghitungan angka didasarkan pada jumlah putaran yang dikombinasikan dengan jumlah gerigi yang ada pada lingkaran. Pada tahun 1753-1853, Yoseph Marrie, orang Perancis, menciptakan mesin tenun yang sampai sekarang masih digunakan, dengan system kartu yang dilobangi dapat mengendalikan mesin untuk rancangan tenun tertentu. Charles Babage ( 1882 – 1883 ), seorang guru besar dari Universitas Canbrige Inggris, memperbaiki mesin penghitung dengan menciptakan “mesin differensi” sehingga mampu menghitung yang dirancang menjadi “mesin analis” hanya sebagian yang selesai. Rancangannya, mesin ii dapat dipakai dengan menjumlah, mengurangi, mengalikan, dan membagi serta berturut dan otomatis dengan kecepatan 60 penjumlahan permenit. Pasca tahun 1883, ia merancang satu mesin yang membutuhkan ribuan gir dan poros yang jumlahnya dapat menutupi luas lokomotif. Dia terus mengerjakan sampai meninggal.

Jumat, 25 Agustus 2017

RPP Matematika Kelas 2 SD /MI Semester 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : MI12 PABEAN Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II ( Dua ) / I ( Satu ) Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Standar Kompetensi: 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 500. Kompetensi Dasar: 1.3. .3 Menentukan nilai tempat, ratusan, puluhan, dan satuan Indikator: 1.3.1 Menulis lambang dan nama bilangan sampai dengan 500. 1.3.2 Menunjukkan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan. 1.3.3 Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang. 1.3.4 Membilang secara urut dan loncat. I. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menunjukkan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan. 2. Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang. 3. Siswa dapat membilang bilangan secara urut dan loncat.  Karakter Siswa: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. II. Materi Ajar: - Pengerjaan hitung bilangan. - Balok satuan, puluhan, dan satuan. III. Metode Pembelajaran: - Ceramah - Tanya Jawab - Penugasan IV. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal • Apresepsi/Motivasi o Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran. o Siswa menyiapkan buku Matematika, membuka bab yang akan dipelajari. o Guru menjelaskan secara singkat materi yang sudah diajarkan o Guru menjelaskan tujuan atau kompetensi materi yang akan di pelajari o Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisifasi aktif dalam pembelajaran B. Kegiatan inti 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : o Siswa mampu menentukan nilai tempat, ratusan, puluhan, dan satuan 2. Elaborasi Dalam kegiatan eksplorasi : o Siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru o Siswa mampu menentukan nilai angka pada lambang bilangan 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi : o Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa o Guru memberikan apresiasi kepada perseorangan yang telah mampu mencapai tujuan pembelajaran. o Dengan Bimbingan guru, siswa merefleksi kegiatan pembelajaran guna menggali pengalaman belajar yang telah dilakukan. o Guru memotivasi siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif C. Kegiatan akhir / penutup o Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan o Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran o Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan yang telah disediakan o Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah, dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam. V. Alat dan Sumber Belajar: - Matematika SD untuk kelas II BSE - Sumber lain yang relevan VI. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen • Siswa dapat menulis lambang dan nama bilangan sampai dengan 500. • Siswa dapat menunjukkan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan • Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang • Siswa dapat membilang secara urut dan loncat • Tes (Tertulis) • Lembar penilaian Produk • Tes • Tentukan nilai tempat dari lambang bilangan 148 ! • Tentukan nilai angka pada lambang bilangan berikut : Nilai angka 2 pada bilangan 285 adalah ... • Selesaikan soal berikut : 167 = .... ratusan + ...... puluhan + ....... satuan FORMAT KRITERIA PENILAIAN  PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria Skor 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah 4 3 2 1  PERFORMANSI No. Aspek Kriteria Skor 1. 2. 3. Pengetahuan Praktek Sikap * Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan * aktif Praktek * kadang-kadang aktif * tidak aktif * Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap 4 2 1 4 2 1 4 2 1  LEMBAR PENILAIAN No. Nama Siswa skor Jumlah yang benar Nilai 1. Ahmad Khasbunada 2. Aji Pandawa 3. Anna Syifatul Mufidah 4. Arya Nur Royyan 5. Bilqis Maula Zariva 6. Bisri Mustofa 7. Dewi Novita Sari 8. Fahri Akbar 9. Febria Nurul Mujtahidah 10. Fiqih Auliah 11. Irwan Hidayat 12. Kanza Ulumiyah Alkamilah 13. Kasrina 14. Khaerul Fariz 15. Lailatus Syarifah 16. M. Rizqi Maulana 17. M. Falah Ramdan Mubarok 18. M. Miftakhul Arzad 19. Mafatikhul Afwan 20. Manazil 21. Moch Syahril Irawan 22. Muhammad Baihaqi 23. Muhammad Firman 24. Muhammad Khamul Ikhsan 25. Muhammad Mufis 26. Muhammad Nazrul Umam 27. Muhammad Rif’an Maulana 28. Nabilatul Azmia 29. Nailul Muna 30. Najwa Ayumagdalena 31. Nur Aini Usfaidah 32. Nur Sa’idah 33. Rizky Aditya 34. Rosidatul Khasanah 35. Sakinah Oktaviana 36. Surya Galih 37. Syifa Fauziah 38. Wahidatul Karimah 39. Yoga Aditya Pratama 40. Zaimatul Khusniyah 41. Zyahrotus Syifa 42. Khoirussa’ati Hawawiyah CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.  Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Pekalongan, 21 Agustus 2017 Mengetahui Kepala MSI 12 Pabean Praktikan (Muklisun,S.Pd.I) (Shinta Naili Fitrisari) NIP.196405121991021001 NIM. 2023114049

Kamis, 24 November 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi, perkembangan ilmu dan teknologi sangat pesat. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan pun tidak terlepas dari perkembangan internet. Dalam dunia pendidikan sering kali muncul masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran yaitu lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seorang guru memiliki peranan penting demi tercapainya kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru menjadi ujung tombak terciptanya proses pembelajaran. Meskipun guru mempunyai kecerdasan tanpa didukung dengan media pembelajaran yang baik maka proses pembelajaran itu akan menjenuhkan dan kurang menarik minat siswa. Untuk itu dalam pembelajaran perlu adanya media pembelajaran yaitu internet. Dengan adanya media tersebut setiap siswa mampu memanfaatkan internet sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Di samping itu pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran sangat mempermudah siswa dalam dalam mengakses sebuah informasi pengetahuan, mengirim tugas-tugas sekolah lewat email, dan sebagainnya. Selain siswa, guru juga dapat mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran. Pemanfaatan media internet sangat penting bagi terlaksananya pembelajaran yang baik. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran yang lebih menarik. Media yang paling popular dewasa ini adalah penggunaan komputer atas talian (internet). Beberapa faktor menyumbang kepopularan ini termasuk ketersediaannya secara cuma-cuma untuk semua lapisan pengguna dan juga adanya ciri-ciri internet yang boleh dimanfaatkan untuk pengajaran dan pembelajaran. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran merupakan hal yang penting. Setiap komponen yang berada dalam lingkup pendidikan dapat memanfaatkan berbagai aplikasi internet dengan mudah dan memudahkan mendapatkan berbagai informasi pengetahuan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, penggunaan internet memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak posistif yaitu bagi siswa dapat memperoleh berbagai pengetahuan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, dan bagi guru dapat mempermudah menyediakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan terciptanya pembelajaran yang menarik. Di samping itu juga ada dampak penggunaan internet yaitu banyaknya terjadi kejahatan. B. Rumusan Masalah Atas dasar perumusan latar belakang diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Perkembangan Media Pendidikan ? 2. Bagaimana Sejarah Internet ? 3. Apa pengertian Internet ? 4. Apa karakteristik dan fungsi internet ? 5. Bagaimana perkembangan Internet di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi ? 6. Apa Aplikasi Internet untuk Pengajaran ? 7. Bagaimana Pemanfaatan Internet dalam Media Pendidikan ? 8. Bagaimana Strategi Perluasan Paradigma Lembaga Pendidikan ? 9. Bagaimana Cara Mengakses Internet ? 10. Apa Sumber Daya Internet ? C. Tujuan Penulisan Makalah adalah Makalah ini disusun untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi para guru dan murid dalam pemahaman tentang pengembangan media pendidikan bernasis internet. Secara terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan media pendidikan 2. Untuk mengetahui sejarah internet 3. Untuk mengetahui Pengertian internet 4. Untuk mengetahui Karakteristik dan fungsi internet 5. Untuk mengetahui Perkembangan internet di era teknologi informasi dan komputer. 6. Untuk mengetahui Aplikasi untuk pengajaran. 7. Untuk mengetahui Pemanfaatan internet dalam media pendidikan. 8. Untuk mengetahui Strategi perluasan paradigma lembaga pendidikan. 9. Untuk mengetahui Cara mengakses internet. 10. Untuk mengetahui Sumber daya Internet. BAB II PEMBAHASAN A. Perkembangan Media Pendidikan Sebelum pembahasan menuju kepada perkembangan media pendidikan, alangkah baiknya mengetahui asal kata media pendidikan. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Jadi yang dimaksud media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dengan baik. Perkembangan media pada mulanya hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual sehingga kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran dan evaluasinya. Pada pertengahan abad ke-20 telah masuk pengaruh teknologi audio sehingga keluarlah yang namanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA). Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Baru pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahun 1965-1970 pendekatan sistem (system approach) mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. B. Sejarah Internet Pada 1957, Unisoviet meluncurkan satelit Sputnik. Peluncuran satelit Sputnik merupakan ancaman bagi rival Unisoviet, yaitu Amerika Serikat. Untuk menjaga superioritasnya maka presiden D.Eisenhoer membentuk ARPA( Advancet Research Project Agency), sebuah lembaga riset yang bernaung dibawah departemen pertahanan Amerika Serikat. Pada 1969, departemen pertahanan Amerika Serikat memerintahkan ARPA untuk membangun jaringan komunikasi berbasis computer agar dapat berhubungan dengan kalangan Universitas. Jaringan komunikasi ini disebut ARPAnet. ARPAnet hanya menghubungkan empat situs, yaitu SRI (standford research institute), UCLA ( university of California, los angeles), dan university of Utah. Pada 1970, penelitian di standford university menghasilkan sebuah protocol yang disebut TCP/IP (transmission control protocol atau internet protocol). Protokol ini kemudian terus berkembang menjadi protocol standar dalam internet. Di Indonesia, jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia, berupa UINet oleh Dr. Joseph F.P Luhukay yang diketika itu baru saja menamatkan program doktor Filosofi Ilmu Komputer di Amerika Serikat. Jaringan itu dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang sama, Luhukay juga mulai mengembangkan University Network (Uniner) di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan jaringan komputer dengan jangkuan yang lebih luas yang meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanudin dan Ditjen Dikti. C. Pengertian Internet Internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan berinteraksi kapan dan di mana saja. Menurut Turban, internet merupakan jaringan komputer yang besar di dunia yang secara aktual merupakan jaringan dari jaringan. O’Brien berpendapat internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan pendidikan yang berhubungan dengan jutaan komputer dan penggunanya banyak sekali. Banyak lembaga pendidikan yang menggunakan media ini untuk meningkatkan daya saingnya, meningkatkan pelayanan kepada pembelajar atau stakeholders serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran nyata. Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut. WWW (World Wide Web)adalah sistem client / server yang dirancang untuk menggunakan dokumen hypertext dan hypermedia via internet. WWW menggunakan HTTP(Hyper Text Transfer Protocol) untuk bertukar informasi, image dan data lain. Dokumen di format dalam HTML (Hyper Text Markup Language) yang digunakan untuk menciptakan halaman dan dokumen yang disajikan dalam Web. URL (UniformResources Locator) merupakan cara standar untuk menampilkan informas tentang jenis isi dan lokasi file : nama file, lokasi komputer di internet, letak file di dalam komputer dan protokol internet yang digunakan untuk mengakses file itu. D. Karakteristik dan Fungsi Internet Menurut Mougayat internet memiliki lima karakteristik dan fungsi yang jelas yaitu : 1. Sebuah jaringan, menghubungkan berbagai individu dan organisasi 2. Sebuah median, menawarkan saluran komunikai baru 3. Sebuah pasar, menawarkan pasar yang terbuka dan sangat luas dengan banyak pelanggan potensial 4. Sebuah tempat transaksi, memungkinkan orang dan bisnis untuk menyelesaikan transaksi online financial 5. Sebuah tempat pengembangan aplikasi, memungkinkan pengembang piranti lunak untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mengembangkan banyak aplikasi. Fasilitas–fasilitas internet yang dapat diperoleh oleh para penggunanya, diantaranya : a. Surat elektronik atau dikenal dengan sebutan e-mail b. Penyelusuran WWW dengan sebuah browser, seperti navigatorNetcape c. Berpartisipasi dalam sebuah Usenet newsgroup atau sebuah diskusi secara online d. Mentransfer file e. Browsing dengan menggunakanVeronica untuk menemukan the Gopher dengan file yang dibutuhkan f. Penyelusuran sebuah direktori file g. Penyelusuran WAIS (Wide Area Information Service) atau Layanan Informasi Wilayah Luas E. Perkembangan Internet di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi Pelancaran WWW pada tahun 1990-an telah membuka babak baru dalam perkembangan internet yang sudah ada sejak 1950-an. Setelah diberikan sayap WWW, internet telah berkembang pesat menjadi museum maya, perpustakaan maya dan pasar raya informasi maya yang paling besar di dunia. Faktor utama daya tarik internet adalah kemampuannya dapat mengakses informasi teks, audio, gambar, ilustrasi dan lain-lain dari berjuta-juta web di internet dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan media komunikasi/informasi yang lain. Salah satu cara untuk mencari informasi di internet adalah dengan menggunakan search engines. Search engines internet, yang populer diantaranya AltaVista, Excite, HotBot, Infoseek, Lycos, Open Text, MetaCrawler, WebCrawler dan Yahoo. Dari segi teknikal, fungsi search engines adalah : 1. Indeks informasi baru–satu proses peng-update-an informasi. Disebabkan fungsi itulah, sebagian search engines sebagai Crawler,Spider, Worm atau Robot. 2. Menstor halaman Web yang sudah diindeks 3. Mendapatkan informasi dalam setiap halaman Web itu mudah dicapai. Kemudahan itu disebabkan adanya teknologi hyperlink atau metasearch. Semua organisasi/lembaga yang mengendalikan search engines menjadikan hasil mereka sebagai yang paling hebat, cepat dan berukuran besar dan mempunyai ciri pencarian yang paling baik untuk menjamin accuracy, precision dan membuat ranking. F. Aplikasi Internet untuk Pengajaran Internet menyadiakan banyak kemudahan bagi dunia pengajaran. Sebenarnya, suatu institusi yang akan mengadakan pengajaran online tidak perlu susah-susah membangun perangkat lunak untuk e-Learning yang dibutuhkannya. Telah tersedia berbagai pilihan aplikasi yang bisa dimanfaatkan demi memperlancar jalannya proses pengajaran. Pilihan aplikasi yang tersedia sangat beragam, mulai yang gratis(dibawah open source project) hingga komersial (dibawah vendor tertentu). Ketika memutuskan untuk menerapkan distance learning yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami model CAL + CAT( computer assisted learning +computer assisted teaching ) yang akan diterapkan. Perkembangan pengguna internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena beberapa hal, antara lain: 1. Menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan/ tugas sehari-hari. 2. Tersedianya fasilitas jaringan( internet infrastructure) dan koneksi internet (internet connections) 3. Semakin tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course tools). 4. Keterampilan jumlah orang yng mengoperasikan atau menggunakan internet; dan 5. Kebijakan yang mendukung pelaksnaan program yang menggunakan internet tersebut G. Pemanfaatan Internet dalam Media Pendidikan Pengenalan pemanfaatan internet kepada pembelajar dapat dimulai dengan penjelasan tentang cara melakukan koneksi ke internet, pembuatan e-mail address, prosedur dan cara-cara menggunakan e-mail. Setelah dinilai bahwa para pembelajar telah dapat memahami informasi yang diberikan, maka pengajar memberikan tugas kepada para pembelajar untuk mempraktekkan pengetahuan yang telah diperoleh. Tugas ini tentunya dilakukan melalui e-mail. Tugas yang diberikan pengajar dapat saja dimulai dari yang sangat sederhana (misalnya hanya sekedar menjawab beberapa pertanyaan) sampai dengan penyelesaian tugas yang membutuhkan beberapa halaman. Disamping itu, pengajar juga mampu mengkondisikan pembelajar untuk melakukan browsing dan mendiskusikan topik-topik tertentu melalui mailing list (milis), newsgroup atau yang disebut juga papan bulletin. Jika lembaga pendidikan memungkinkan untuk mempersiapkan pengajarnya menggunakan perangkat lunak (software) tertentu untuk mengembangkan dan menyajikan materi pembelajaran, maka lembaga pendidikan dapat saja memulai perintisan pemanfaatan internet untuk pembelajaran dengan menggunakan software yang telah dikuasai. Sehingga harus diperhatikan dari pembelian software sampai dalam kemudahan penggunaan perangkat lunak tersebut. Setelah semuanya terlampaui maka pengajar harus mensosialisasikan kepada para pembelajar software yang akan digunakan. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistic, (gordin et. al, 1995). Informasi yang di berikan server-computers itu dapat berasal dari commercial bussineses (com). Government services (gov), nonprofit organizations (org), educational institutions (edu) atau artistic and cultural groups (arts). Siswa berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analisis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan kesemua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. 2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. 3. Pembelajaran dapat memilih topic atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing siswa. 4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing –masing siswa. 5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. 6. Pembelajaran dapat di lakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran dengan cara mengecek tugas-tugas yang di kerjakan siswa secara online. Adapun kelemahan internet dari segi fungsinya sebagai pemberi kemudahan mendapatkan informasi adalah : 1. Too much duplicated information 2. Lack of reliable information 3. Lack of relevant information 4. Lack of quality information 5. Lack of organization of information Kebanyakan informasi dalam internet bisa diperoleh dari media lain. Tetapi, informasi yang penting dan berkualitas tinggi daripada jurnal yang ternama dan hasil penelitian para pakar, jarang didapati di internet, lebih-lebih lagi dengan gratis. Tetapi, hanya informasi yang berkualitas dan penting saja yang bisa menentukan berhasil tidaknya dalam persaingan. H. Strategi Perluasan Paradigma Lembaga Pendidikan Pendidikan yang dikembangkan dalam program pembelajaran melalui internet. Tujuannya antara lain : 1. Meningkatkan kualitas dan sejumlah sumber-sumber belajar untuk lembaga pendidikan 2. Menyediakan pengembang finansial 3. Menyediakan layanan provider Ada juga lembaga pendidikan yang mulai secara sistematis memasyarakatkan penggunaan potensi internet untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Misalnya, para pembelajar di bimbing untuk : a. Memiliki alamat e-mail (e-mail address) yang sifatnya gratis b. Mengetahui cara-cara menggunakan e-mail. c. Cara-cara mengirimkan dokumen yang terdiri dari beberapa halaman sebagai lampiran dari sebuah e-mail. I. Cara Mengakses Internet Ada berbagai cara untuk mengakses internet. Cara pertama adalah dengan Warung Internet (warnet) merupakan salah satu sarana yang memungkinkan orang yang tak memiliki komputer untuk mengakses internet dengan mudah. Cara kedua adalah dengan menggunakan sarana Internet pada perusahan perusahaan yang sudah terpasang pada perusahaan tempat pegawai bekerja atau kampus tempat mahasiswa belajar. Cara ketiga yaitu dengan cara berlangganan dan mengakses internet di rumah. Secara prinsip, hubungan ke internet dilakukan melalui ISP ( Internet Service Provider ), yaitu perusahaan yang melayani koneksi ke intrenet. Koneksi dapat dilakukan atas dasar jumlah akses atau hak pakai selama 24 jam per hari. Akses melalui telepon biasanya didasarkan pada jumlah jam akses, sedangkan akses melalui jalur sewa (leased line) memberikan hak pakai untuk terkoneksi ke internet selama 24 jam per hari karena didasarkan pada biaya sewa per bulan. Adapun koneksi yang digunakan pada warnet umumnya menggunakan mikro gelombang. Layanan terbaru untuk mengakses Internet dilakukan melalui jaringan TV kabel. Cara akses terkhir ini umumnya ditawarkan ke kota-kota besar dan dikenal dengan internet kabel. Komunikasi ke internet melalui jalur telepon memiliki kecepatan antara 14,4 Kbps dan 56 Kbps. Media lain menawarkan kecepatan yang lebih tinggi, berkisar antara 54 Kbps sampai 10 Mbps. J. Sumber Daya Internet Internet memiliki banyak sumber daya, sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut: Sumber Daya Keterangan E-mail Digunakan untuk melakukan pertukaran surat elektronis Newsgroup Forum diskusi Mailing List Kelompok diskusi dengan menggunakan surat elektronis IRC ( Internet Relay Chat ) Fasilitas yang memungkinkan pemakai melakukan dialog dalam bentuk bahasa tertulis secara interaktif Telnet Fasilitas yang memungkinkan pemakai melakukan koneksi (login) ke suatu sistem komputer FTP ( File Transfer Protokol ) Sarana untuk melakukan transfer berkas dari komputer lokal ke suatu komputer lain atau sebaliknya Gopher Perangkat yang memungkinkan pemakai untuk menemukan informasi yang terdapat pada server gopher melalui menu yang bersifat hierarkis Archine Perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan pencarian berkas pada situs FTP Veronica ( Very Easy Rodent-Oriented Netwide Index to Computer Arcchieves ) Merupakan kemampuan tambahan yang dipakai untuk melakukan pencarian pada situs-situs gopher WAIS ( Wide Area Information Servers ) Perangkat yang digunakan untuk melakukan pencarian data pada internet yang dilaksanakan dengan menyebutkan nama basis data dan kata kunci yang dicari World Wide Web Sistem yang memungkinkan pengaksesan informasi dalam internet melalui pendekatan hypertext Sumber daya yang umum digunakan saat ini yaitu e-mail, World Wide Web, FTP, Mailing List dan Telnet. BAB III PENUTUP Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dengan baik. Pada 1957, Unisoviet meluncurkan satelit Sputnik. Peluncuran satelit Sputnik merupakan ancaman bagi rival Unisoviet, yaitu Amerika Serikat. Pada 1969, departemen pertahanan Amerika Serikat memerintahkan ARPA untuk membangun jaringan komunikasi berbasis computer agar dapat berhubungan dengan kalangan Universitas.Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut.fungsi yang jelas yaitu : a. Sebuah jaringan, menghubungkan berbagai individu dan organisasi b. Sebuah median, menawarkan saluran komunikai baru c. Sebuah pasar, menawarkan pasar yang terbuka dan sangat luas dengan banyak pelanggan potensial d. Sebuah tempat transaksi, memungkinkan orang dan bisnis untuk menyelesaikan transaksi online financial e. Sebuah tempat pengembangan aplikasi, memungkinkan pengembang piranti lunak untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mengembangkan banyak aplikasi. DAFTAR PUSTAKA Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung: Alfabeta. Arief, Sadiman S dkk.1996.Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kustandi, Cecep dkk. 2011.Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Darmawan,Dani. 0000.Pengembangan e-Learning Teori dan Desain. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. B. Uno, Hamzah & Lamatenggo. 2011.Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sutedjo Dharma Oetomo, Budi. 2002.e-Educaion konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: ANDI offset. Rusman. 2013.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:Rajawali Pers.

Kamis, 17 November 2016

Cara Cepat Menghafal Materi Matematik " Tangga Satuan "

Gubahan lagu " Naik-Naik Ke Puncak Gunung "

Naik-Naik Tangga Satuan
Tinggi-Tinggi Sekali
Kilo Hekto Deka dan Meter
Desi Centi dan Milimeter
Naik Tangga Naik Sepuluh
Turun Bagi Sepuluh

Bisa juga dengan singkatan :
Kucing = Kilometer
Hitam = Hektometer
Dalam = Dekameter
Mobil = Meter
Desi = Desimeter
Centil = Centimeter
Mondar-Mandir = Mili Meter

Terima Kasih Semoga Bermanfaat ^_^

Jumat, 11 November 2016

Teori-Teori Belajar Bahasa Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Berbahasa, dalam arti berkomunikasi, dimulai dengan membuat enkode semantik dan enkode gramatikal di dalam otak pembicara, dilanjutkan dengan membuat enkode fonologi. Dengan kata lain, berbahasa adalah penyampaian pikiran atau perasaan dari orang yang berbicara mengenai masalah yang dihadapi dalam kehidupan budayannya.
Bahasa memang merupakan objek kajian dari berbagai disiplin. Namun, dari disiplin linguistik itu sendiri dapat dicermati adannya berbagai teori atau aliran linguistik yang terkadang berbeda, tumpang tindih, maupun bertentangan.
       Sebenarnya telah banyak teori pembelajaran yang telah diperkirakan oleh para ahli psikologi dalam usaha mereka untuk membantu agar konsep pembelajaran lebih dipahami orang. Jika konsep pembelajaran ini sudah lebih dipahami, maka kaidah-kaidah pembelajaran bahasa maupun pembelajaran mata pelajaran lain akan dapat disempurnakan lagi.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan Makna Teori
2.      Jelaskan mengenai teori behaviorisme
3.      Jelaskan mengenai teori kognitivisme
4.      Jelaskan mengenai teori konstruktivisme
5.      Jelaskan mengenai teori perkembangan bahasa anak
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui makna teori
2.      Untuk mengetahui teori behaviorisme
3.      Untuk mengetahui teori kognitivisme
4.      Untuk mengetahui teori konstruktivisme
5.      Untuk mengetahui teori perkembangan bahasa anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna Teori
Sebelum berbincang tentang teori-teori pokok belajar, tentunya perlu penyamaan persepsi kita tentang makna teori. Secara ringkas Dorin, Demmin dan Gabel ( 1990 ) dan juga Smith(2009:79) menyatakan bahwa karakteristik teori adalah sebagai berikut: teori adalah sebuah penjelasan umum tentang berbagai pengamatan yang dibuat dengan berjalannya waktu, teori menjelaskan dan meramalkan timbulnya perilaku, suatu teori tidak dapat dibangun diatas keragu-raguan, dan suatu teori dapat diubah, dimodifikasi.
Kerlinger (1989) menyatakan bahwa teori adalah suatu himpunan dari kontruk-kontruk (konsep-konsep), definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang saling berkaitan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis tentang suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan fenomena tersebut.
Adapun didefinisikan bahwa teori adalah konsep atau pandangan khusus tentang sesuatu yang harus dikerjakan atau metode untuk melaksanakan sesuatu, suatu sistem yang tersusun dari sejumlah hukum-hukum dan prinsip-prinsip. Dalam konsep pembelajaran, Bruner membedakan antara teori pembelajaran (intruction theory), dan teori belajar (learning theory). Dalam hal ini pembelajaran semakna dengan pengajaran.[1]
B.     Teori Behaviorisme
Menurut teori belajar behaviorisme atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor kondisional diberikan lingkungan. [2]
Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu: (1) mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, (2) bersifat mekanistis, (3) menekankan peranan lingkungan, (4) mementingkan pembentukan respon, (5) menekankan pentingnya latihan. Pembelajaran behaviorisme bersifat molekuler; artinya lebih menekankan kepada elemen-elemen pembelajaran, memandnag kehidupan individu terdiri dari unsut-unsur seperti halnya molekul.
Adapun ciri-ciri teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh John Locke adalah lebih mementingkan pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian, mementingkan peranan reaksi (respons), mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar. Bertolak dari pandangan John Locke tersebut, pendekatan belajar kemudian menjadi behavioristik elementaritis atau pendekatan belajar behavioristik-empiris. Pendekatan teori belajar behavioristik elementaristis menganggap bahwa jika manusia itu pasif dan dikuasai oleh stimulus-stimulus dari luar yang ada dilingkungan sekitar. Tingkah laku manusia dapat dimanipulasi dan dikendalikan dengan mengendalikan perangsang-perangsang yang ada dalam lingkungannya. Tingkah laku tergantung pada lingkungan. Artinya, jika lingkungan berubah tingkah laku individu juga akan berubah.[3]
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Hal ini dapat dimaklumi karena behaviorisme berkembang melalui suatu penelitian yang melibatkan binatang seperti burung merpati, kucing, tikus dan anjing sebagai objek.
Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R). Meurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah adannya input berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Secara umum konsep belajar menurut para behavioris dapat dinyatakan dengan gambaran sederhana seperti yang dinyatakan oleh DiVesta dan Thompson (1979:11) sebagai berikut.[4]
Perilaku/pribadi sebelum belajar (pre-learning)
Pengalaman, praktik, latihan (learning experiences)
Perilaku/pribadi sesudah belajar (post-learning)
 



       Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri seklaigus penganut behavoristik antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner. Thorndike mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan,atau gerakan). Dari pengertian ini, wujud tingkah laku tersebut bisa saja dapat diamati ataupun tidak dapat diamati. Teori belajar Thorndike juga disebut sebagai aliran “connectionism”. Menurut Thorndike, belajar dpaat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error).
       Karakter belajar ”trial and error” adalah sebagai berikut.
1.      Adanya motif pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu
2.      Seseorang berusaha melakukan berbagai macam respons dalam rangka memenuhi motif-motifnya
3.      Respons-respons yang dirasakan tidak bersesuaian dengan motifnya dihilangkan
4.      Akhirnya seesorang mendapatkan jenis respons yang paling tepat.
Thorndike juga mengemukakan beberapa hukum tentang belajar sebagai berikut.
1.      Hukum Kesiapan (law of readiness)
2.      Hukum Latihan (Law of Exercise )
3.      Hukum Akibat (law of effect) [5]
Sementara itu para ahli psikologi pendidikan sepakat bahwa pembelajaran menurut konsep behaviorisme berlangsung dengan tiga langkah pokok, yaitu:
1.      Tahap akuisisi, tahap perolehan pengetahuan.
2.      Tahap retensi, dalam tahap ini informasi atau keterampilan baru yang dipelajari dipraktikan sehingga siswa dapat mengingatnya selama suatu periode waktu tertentu.
3.      Tahap transfer. [6]
Teori behavioristik ini dalam perkembangannya mendpaat kritik dari para teoretisi dan praktisi pendiidkan. Menurut para pengkritik teori behavioristik ini tidak mampu menjelaskan situais belajar yang komplek, sebab banyak hal di dunia pendiidkan yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus respon. Tidak selalu stimulus mampu mempertahankan motivasi belajar seesorang. Kritik juga diarahkan pada kelemahan teoriini yang mengarahkan berfikir linier, konvergen, dan kurang kreatif, termausk masalah shaping (pembentukan) yang cenderung membatasi keleluasaan untuk berfikir dan berimajinasi.[7]
C.    Teori Kognitivisme
Istilah kognitif sendiri walau banyak dipopulerkan oleh Piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh Wilhem Wundt ( Bapak Psikologi ). Menurut Wundt kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori (DiVesta, 1987).
Sesungguhnya kognitivisme lahir merupakan respon terhadap behaviorisme, diawali oleh publikasi pada tahun 1929 oleh Bode, seorang ahli psikologi Gestalt. Ia mengkritik behaviorisme karena kebergantungan kepada perilaku yang diamati untuk menjelaskan pembelajaran. Pandangan gestalt tentang belajar dinyatakan dalam konsep pembelajaran yang disebut teori kognitif.
Dua kunci pendekatan kognitif adalah, (i) bahwa sistem ingatan adalah suatu prosesor informasi yang aktif dan terorganisasi, (ii) bahwa pengetahuan awal memerankan peranan penting dalam pembelajaran. Teori kognitif mencermati hal-hal dibalik perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak (brain-based learning).[8]
Teori ini lebih menakankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivivtik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun dalma diri seesorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh. Ibarat seesorang yang memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh mausk ke dalam ikiran dan perasaannya.
Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti ssuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktikkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi / pengetahuan yang baru.[9]
Penting untuk dipahami bahwa dua pemikiran pokok dari kognitivisme adalah teori pemrosesan informasi dan teori skema.
1.      Teori Pemrosesan Informasi
Para ahli psikologi kognitif mengemukakan suatu kerangka teoretis yang dikenal dengan model pemrosesan informasi. Dalam model ini peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respons).[10]
Menurut pendapat kohnitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional.
Dalam konteks kognitivisme yang dianggap pengembang pemrosesan informasi justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh George Miller. Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga menghaislkan keluaran hasil belajar.[11]
Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah teori pemrosesan informasi, yang dikemukakan Gagne. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.       Receptor (alat-alat indra) menerima rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi rangsangan neural, memberikan simbol-simbol informasi yang diterimanya dan diteruskan kepala.
b.      Sensory register (penampungan kesan-kesan sensori) yang terdapat pada syaraf pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensori dan mengadakan seleksi, sehingga terbentuk suatu kebulatan perseptual (persepsi selektif).
c.       Short-term memory (memori jangkan pendek) menampung hasil pengolahan perseptual dan menyimpannya.
d.      Long-term memory (memori jangka panjang), menampung haisl pengolahan yang ada di memori jangka pendek.
e.       Response Generator (pencipta respon), menampung informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubanya menjadi reaksi jawaban.[12]
Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang mencoba menjelaskan kerja memori manusia yang meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan, yaitu :
a.       Memori jangka pendek (sensory memory/short term memory)
b.      Memori kerja (working memory)
c.       Memori jangka panjang (long term memory)
Proses pengolahan informasi berlangsung dalma tiga tahap. Tahap pertama yaitu pengolahan informasi dalam sensor pencatat (sensory register, sensory memory, sensory registry), kmeudian diproses dalam memori jangka pendek, selanjutnya ditransfer menuju memori jangka panjang untuk disimpan dan sewaktu diperlukan dipanggil kembali.
2.      Teori Skema
Skema adalah suatuproses atau cara mengorganisasikan dan merespon berbagai pengalaman belajar. Dengan kata lain, skema adalah suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan berbagai jenis situasi. Skemata menyatakan pengetahuan tentang konsep, yaitu objek dan hubungannya dengan: objek yang lain, dengan situasi, dengan kejadina-kejadian, urutan kejadian, tindakan, dan serangkaian tindakan.
Terkait dengan efek skema (schema ffects) dalam pembelajaran, serta kaitan teori skema dengan teori pengolahan informasi, Gagne dan juga Dick, dalam Hilgard dan Brower (1975) dan Brewer (1987) menyatakan:
a.       Informasi baru yang dipelajari disimpan dengan menjalinnya dalam suatu skema yang pembentukannya dilandasi informasi dari pembelajaran terdahulu
b.      Pengingkatan terhadap informasi verbal yang lama dan telah dipelajari kuat sekali dipengaruhi oleh skema ini, sehingga proses pengingatan adalah suatu kegiatan konstruktif
c.       Skema tidak hanya membantu retensi, pengingatan, terhadap materi baru dnegan cara menyediakan bingkai kerja untuk penyimpanannya, tetapi juga mengubah informasi baru dengan cara membuatnya coock dengan harapan-harapan yang dibangun di dalam skema
d.      Skema diorganisasikan sebagai komponen-komponen keterampilan intelektual
e.       Secara ideal pembelajar akan mampu mengolah informasi bari dengan cara mengevaluasi atau melakukan modifikasi terhadap skema miliknya. [13]
D.    Teori Kontruktivisme
Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalma diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang lain (siswa). [14]
Konstruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Ia membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperoleh untuk pengetahuan (Bettencourt, 1989 dalam Suparno, 1997:18).
Asumsi-asumsi dasar dari konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Merril (1991) adalah sebagai berikut:
1.      Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman
2.      Belajar adalah penafsiran personal tentang dunia nyata
3.      Belajar adalah sebuah proses aktif di mana makna dikembangkan berlandaskan pengalaman
4.      Pertumbuhan konseptual berasal dari negosiasi makna, saling berbagi tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi mental melalui pembelajaran kolaboratif
5.      Belajar dapat dilakukan dalam setting nyata, ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (penilaian autentik).[15]
Glaserfeld, Bettencourt (1989) dan Matthews (1994), mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri. Sementara Piaget (1971), mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya, proses pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adannya pemahaman yang baru.
Untuk memahami lebih dalam tentang aliran konstruktivistik ini, ada baiknya dikemukakan tentang ciri-ciri belajar berbasis konstruktivistik. Ciri-ciri tersebut pernah dikemukakan oleh Driver dan Oldham (1994), ciri-ciri yang dimaksud adalah orientasi, elisitasi, restrukturasi ide, penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, review.
Von Glaserfeld (dalam paul, 1996), mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkontruksi pengetahuan, yaitu: (i) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, (ii) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan tentang sesuatu hal, dan (iii) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada yang lain (selective conscience). Sementara faktor-faktor yang membatasi proses konstruksi pengetahuan adalah hasil konstruksi yang telah dimiliki seseorang, domain pengalaman seesorang, dan jaringan struktur kognitif seseorang.
Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar konstruksivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membntu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.[16]
E.     Teori Perkembangan Bahasa Anak
1.      Pandangan Nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses memperolehan bahasa pertama, kanak-kanak (manusia) sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini tidak menganggap lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupaakan pemberian biologis, sejalan,dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”.
Kaum nativis berpendapat bahwa bahasa itu terlalu kompleks dan rumit, sehingga mustahil dapat dipelajari dalam waktu singkat melalui metode seperti “peniruan”. Jadi pasti ada beberapa aspek penting mengenai sistem bahasa yang sudah ada pada manusia secara alamiah.
2.      Pandangan Behaviorisme
Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki  atau digunakan, dan bukan sesuatu yang dilakukan. Padahal bahasa merupakan salah satu perilaku, diantara perilaku-perilaku manusia lainya. Oleh karena itu, mereka lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal, agar tampak lebih mirip dengan perilaku lain yang harus dipelajari.
3.      Pandangan Kognitivisme
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kogntitif. Bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
Kalau Chomsky berpendapat bahwa lingkungan tidak besar pengaruhnya pada proses pematangan bahasa, maka Piaget berpendapat bahwa lingkungan juga tidak besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak. Perubahan atau perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada keterlibatan anak secara aktif dengan lingkungannya.
Perkembangan bahasa, baik menurut pandanagn nativisme, behavirisme, dan kognitivisme, tidak terlepas atau berkaitan dengan perkembangan-perkembangan lain yang dialami anak.[17]



















BAB III
KESIMPULAN

Adapun didefinisikan bahwa teori adalah konsep atau pandangan khusus tentang sesuatu yang harus dikerjakan atau metode untuk melaksanakan sesuatu, suatu sistem yang tersusun dari sejumlah hukum-hukum dan prinsip-prinsip.
Menurut teori belajar behaviorisme atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan.
Istilah kognitif sendiri walau banyak dipopulerkan oleh Piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh Wilhem Wundt ( Bapak Psikologi ). Menurut Wundt kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman.
Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalma diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang lain (siswa).Ada tiga pandangan dalam teori perkembangan bahasa anak, yaitu pandangan nativisme, pandangan behaviorisme, dan pandangan kognitivisme.









DAFTAR PUSTAKA

 

Chaer, A. (2009). Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Hariyanto, S. &. (2015). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Nara, E. S. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Prawira, P. A. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogjakarta: AR-RUUZ Media.





[1] Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar), Cet. Ke-5, ( Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015 ), hlm. 27-28
[2] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke-2, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 ), hlm. 25
[3] Purwa atmaja prawira, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUUZ Media, 2013), hlm.  260-265.
[4] Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran...,..., hlm. 58-60
[5] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori dan Pembelajaran, ..., hlm. 28-29
[6] Suyono&Hariyanto, belajar dan Pembelajaran ..., ..., hlm. 71
[7]Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori dan Pembelajarani, ..., hlm. 30
[8] Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran ..., ..., hlm. 73-75
[9] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajarn, ..., hlm. 30-31
[10] Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, ( Bandung: Erlangga, 2011 ), hlm. 27
[11] Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran ..., ..., hlm. 75-77
[12] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, ..., hlm. 31
[13]Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran..., ..., hlm. 78-79
[14] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, ..., hlm. 39
[15] Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran..., ..., hlm. 105-106
[16] Eveline Siregar&Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, ..., hlm. 40-41
[17] Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, Cet. Ke-2, ( Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009 ), hlm. 222-224